Advertise Here

Spalza, Ayo Tanam Pohon!

- Another Blogger Blog's

Pasti sering liat lambang One Man One Tree kan? Di situ, ada gambar-gambar yang mempunyai arti masing-masing! Apa ya artinya?
1.       Lingkaran
a.           Makna lingkaran    :      
Maknanya, berarti program OMOT adalah sebuah program yang terencana dan nggak pernah berhenti, alias terus menerus. Program OMOT adalah program gerakan moral atau transformasi kultural yang dilakuin kepada seluruh masyarakat secara terus menerus.
b.           Warna lingkaran    :      
Warna coklat kemerahan nggambarin gejala global warming yang lagi ngancem dunia. Sedangkan warna hijau yang lebih tipis, maknanya program OMOT, secara bertahap ngurangin fenomena global warming. Soalnya salah satu tujuan OMOT, yaitu buat nyegah global warming.
2.       Keluarga yang ngebawa bibit
a.   Orang tua sama anak                             :      
Program OMOT itu, berbasis keluarga. ‘Gemar menanam’ harus dimulai dari keluarga. Anak-anak harus dikenalkan buat nanem pohon dari kecil, biar nanti waktu udah gede kebiasaan nanem pohon, udah jadi kebutuhan buat keluarga.
b.   Keluarga merentang bibit di tangan         :
Berarti ngajak seluruh anggota keluarga dan seluruh masyarakat buat menanam.
c.   Bibit kanan-kiri                                      :
Artinya, bibit ada dimana-mana. Di rumah, di kantor, dimana-mana. Biar bisa ditanam dimana aja.
3.       Gunung, Air, sama Tanah
a.   Gunung hijau                                                 :
Nggambarin kalo program OMOT itu, mempunyai tujuan melestarikan hutan sama ngejaga hutannya. Karena hutan yang hijau akan membawa manfaat buat manusia.
b.   Air                                                       :
Nggambarin kalo program OMOT juga bertujuan buat ngejaga dan ngelestariin air buat kehidupan.
c.   Tanah                                                   :
Nggambarin kalo program OMOT juga bertujuan merehabilitasi lahan yang kritis.
Nah, itu dia arti-arti lambang One Man One Tree (OMOT) ..
Semoga bermanfaat ..
 ada apa dengan PENSI tahun lalu ?
apakah ada yang berbeda?
Iya, pasti ada!
Meskipun waktu itu aku masih sd, sd-nya juga Al-Azhar juga dong, tapi aku tau apa tena PENSI tahun kemaren : GO GREEN!
Meski Cuma dneger-denger dari guru ataupun kakak kelas yang ikut ngalamin dengan senang hati bakal aku ulas lagi di blog ini, okeoke ?
Tapi maap-maap aja kalo ada yang gak berkenan di hati, hahaha
Ini juga ada fotonya, gimana-gimana ?
Jadi, acara PENSI taun lalu itu menjadi salah satu bukti : kalo SPALZA itu emang udah peduli sama yang namanya Global Warming, jadi ada buktinya. Dan kita gak Cuma omdo (omong doang) di blog ini.
Enjoy our blog guys! 
Comments: (0)
Sebelum ini aku adalah anak yang cuek ,manja, dan egois. Aku juga tidak tahu kenapa tuhan memberiku sifat yang segini jelek nya ? Sebenernya aku juga gak sedih-sedih amat punya sifat kayak gini, malahan aku sangat menikmatinya. Sebab apa ? aku selalu di layani, semua orang pasti ikut denganku. Lingkunganku juga tidak menjauhiku, terutama mama dan papa yang sangat sayang dan memanjakan aku. Hmm.. aku tidak tau bahaya apa yang mengancam dunia ini.
Suatu hari, ada acara di sekolahku. Banyak spanduk-spanduk di jalan menuju sekolahku ‘ciptakan bumi yang hijau’ atau ‘tanam pohon sebanyak-banyaknya’ . Apa acaranya ? ya, bercocok tanam. Aku sangat tidak bersemangat. Berkotor-kotoran, panas-panasan ? apakah itu menyenangkan ? TIDAK!! Sama sekali tidak. Tapi aku tidak tau menyelamatkan bumi lebih mulia dari sekedar shopping  di mall.
Hhhh, mau tudak mau, aku membawa sebuah tanaman kecil di pangkuanku. Membawanya ke sebuah lapagan luas yang sangat panas. Dengan berbekal sekop di tanganku aku, aku harus melakukannya. Tiba-tiba aku bertemu dengan seseorang. Dia duduk bersila di tepi lapangan. Menunduk. Biasanya aku sangat acuh terhadap lingkunganku tapi kini aku mendekatinya.
Apa yang kau lakukan di pinggir lapangan?”
Si gadis itu tetap teriam.
Aku semakin penasaran saja, akupun duduk di sampingnya.
Aku kasian dengan bumi ini ?” kata gadis itu.
Maksudmu ?”
Tidak kau lihat ini, hawanya semakin panas saja, semakin banyak orang yang tidak peduli dengan masa depan bumi ini, semua orang melupakannya”
Aku semakin tidak mengerti, gadis ini semakin mirip guru yang mengajar di kelas saja.
Dulu orang-orang begitu semangat mengambil sumber daya alam dari bumi ini, berlomba-loma mengambil minyak bumi, emas, perak, tembaga, batu bara.....”
Aku jadi ingat papaku, ya papaku merupakan penambang batu bara.
Tapi sekarang, setelah semua itu habis, mereka merusaknya... tingkah laku orang tidak bertanggung jawab itu, telah merusak masa depan bumi kita”
Papaku seorang penambang batu bara, aku tidak tau kalau itu... aku minta maaf”
Gadis itu menoleh ke arahku, “Kau tidak pantas meminta maaf pada ku..”
Lalu ?”
Kau harus meminta maaf pada bumi ini”
Ha ? bagaimana caranya ?”
Perbaiki ini semua, bersemangatlah pada acara ini”
Ya, ini yang harus aku lakukan, meminta maaf kepada bumi.

Oleh : Asyifa Zahra
Sabtu itu langit masih cerah, tak terlihat satupun awan hitam memggumpal. Pagi ini aku akan pergi dari ibukota menuju kota masa kecilku, Semarang. Sudah lama aku meninggalkan ibukota provinsi Jawa Tengah itu.

Perjalanan kali ini tak terasa melelahkan, mungkin karena rasa rinduku yang terlalu besar. Dalam benakku Semarang adalah kota yang hijau. Pohon di mana-mana. Taman kota juga banyak kita temukan di setiap sisi kota.

Kini aku tiba di Semarang, hhhh, rasanya sedikit panas. Akupun keluar dari stasiun. Udaranya semakin panas, kulihat sekelilingku. Tak ada satu pohon pun di sana. Sawah-sawa yang hijau tergantikan oleh jalan untuk orang-orang berada (tol). Hhh, kenapa sekarang sudah berubah ?

Akupun menaiki sebuah mobil kerabatku. Jalanpun sekarang sudah mulai padat, dan sekarang terlihat gersang. Sangat gersang.
Semua terasa berbeda, kemana Semarangku yang dulu ?

Oleh : Asyifa Zahra



Cahaya pagi matahari yang membangunkanku
Dari mimpi indah tentang dunia ini
Kulihat burung-burung kecil berkicau riang
Seolah-olah mengucapkan selamat pagi padaku
Hijaunya pepohonan. birunya samudra
Membuatku semakin semangat untuk melanjutkan hidupku

Betapa indahnya dunia ini
Kini semua mengilang
Burung-burung itu kini telah terbang
Entah kemana perginya
Dan pepohonan itu tampak layu dan gersang
Dan sang samudra sudah kehilangan keindahannya
Kemanakah perginya keindahan itu?

Apakah mereka sudah bosan untuk mewarnai dunia ini?
Bosan dengan kelakuan manusia yang semakin hari, semakin menjadi-jadi ?
Atau apakah keindahan itu sudah tidak ingin menjadi penyemangatku lagi?
Kami semua tak tahu
Kalau kita bandingin bumi kita sekarang sama bumi pas jamannya nabi-nabi, pasti bumi kita bakal jauh lebih panas dari dulu, dan pastinya bumi pas jaman nabi-nabi itu lebih indah dari sekarang.
Ya mungkin, gara-gara gaya hidup kita yang udah ‘modern’ kayak, kalo panas sok-sok pake AC, padahal kipasan pake buku juga bisa. Kita gak sadar kalo pas kita pake AC kita ikut ngerusak lapisan ozon.
Terus kalo pas kita lagi bau, pasti pake parfum kan ? daripada pake parfum, kan ngerusak ozon tuh, mending mandi aja.
Contoh lain, kita itu sok-sokan kemana-mana pake mobil bagus. Padahal jaraknya deket, kenapa kita gak mikir kalo kita pake sepeda itu bakal ngurangin Global Warming?
Sekarang, kita udah mulai dapat dampaknya, kayak sekarang suhu bumi makin panas, jadinya banyak daratan-daratan es di kutub tu meleleh. Kalo udah meleleh pasti jadi air, dan air laut pasti bakal naik, bisa-bisa aja ada daratan yang tenggelam karena air laut yang naik itu?
Dari pada belum terjadi, mending kita kurangi aja deh! Caranya ya, dengan penanaman pohon, kurangi pemakaian plastik, kendaraan bermotor, dan lainnya.
Tapi kalau gak ada semangatnya sama aja boong. Maka dari itu kita butuh semangat buat ‘Go Green’. Caranya yakinkan dalam diri kita, kalau bukan kita yang menguranginya siapa lagi ? Tumbuhkan semangat-semangat itu, dan satukan semangat-semangat itu menjadi satu. Maka akan tebentuk sebuah tekad yang besar untuk mengurangi Global Warming.
Pokoknya, tumbuhkan semnangat itu dan jangan lupa untuk mewarnai harimu dengan semangat memperindah dunia.

namaku Diana, seorang guru taman kanak-kanak. Aku sangat suka dengan anak-anak. Mereka itu lucu, menyenangkan, dan satu sifat terbaik dari mereka adalah anak-anak itu jujur. Mereka tidak akan pernah berbohong.

Suatu hari, aku tertarik untuk memberikan sebuah pertanyaan kepada mereka, 'bumi apa yang kalian inginkan?'. Sontak seketika mereka langsung berdiskusi dengan teman mereka. Aku memberikan kertas polos kepada meraka satu-per satu. 'gambarlah' kataku. Mereka sangat bersemangat, 'bagus' gumamku.

Sepuluh menit berlalu, aku meminta mereka mengumpulkannya. Waw, betapa terkejutnya aku, mereka sangatlah kreatif.

Putri, anak paling berani di kelas, menginginkan bumi yang modern, canggih, namun ramah lingkungan.
Dani, anak paling aktif, menginginkan bumi yang dipenuhi dengan berbagai ilmu pengetahuan yang bisa dipelajari dengan mengasyikkan.
Raka, anak paling pendiam, menginginkan bumi yang hijau, indah, dan para manusia bisa memanfaatkan kekayaan alamnya dengan baik.

sangatlah mulia keinginan anak-anak ini. Akankah keinginan mereka akan terwujud ?

Oleh : Asyifa Zahra dan Alyssa Makarima

langit sudah mulai mendung, pertanda kalau hujan akan turun. Tapi itu tidak akan menyulitkan langkahku untuk pergi ke rumah oma. Sudah lama aku tidak ke sana, aku rindu cerita-cerita oma tentang masa lalu. Kadang aku ikut merasakannya dan aku tertarik.

Tapi kini semua telah berubah sejak kematian omaku atas penyakit komplikasi parunya kemarin. Tak ada lagi cerita menarik tentang masa lalu lagi. Akupun ke rumah oma hanya untuk mengambil barang sepupuku yang tertinggal, karena kini sepupuku yang dulu tinggal bersama oma tinggal di rumahku.

Rumah kecil itu masih berdiri kokoh, dengan cat yang sudah mulai mudar, dan pagar yang sudah berkarat. Aku masuk ke dalamnya. Sepi. Aku jadi ingat masa lalu, saat aku ke sini aku selalu berlari ke dalam rumah, melihat oma duduk di kursi tuanya sambil menikmati secangkir teh. Mungkin sekarang, masa lalu lebih baik dari sekarang.

Aku masuk ke kamar oma. Sepi. Banyak debu di sana. Aku tertarik dengan sebuah album tua di atas meja oma. Kusam sekali album ini. Aku membuka lembaran demi lembar. Ada banyak foto jaman dulu, aku tertarik dengan foto sawah di belakang rumah. Indah sekali. Aku penasaran apa sawah ini masih ada ?

Secepat kilat aku melihat ke belakang rumah oma. Tak ada sawah di sana. Sekarang sudah terganti dengan kawasan penduduk. Yah sayang sekali, sawah seindah itu harus terganti dengan pemukiman penduduk. Dan aku pikir, masa lalu kadang memang lebih baik.

Oleh : Asyifa Zahra

kadang kita berfikir
apakah kehidupan di masa depan akan sama dengan sekarang?
Akankah lebih baik ?
Ataukah makah lebih buruk ?

Semua kemudi di tangan kita
apakah kita akan merawat dunia ini
Atau mensia-siakannya
demi anak cucu kita

demi itu semua, ayolah kawan
tanam pohon sebanyak mungkin
gunakanlah barang-barang daur ulang
menimalkan penggunaan barang elektronik perusak pohon

dengan semangat memperindah dunia
aku yakin ,dunia di masa depan
pasti akan jauh lebih baik
dari dunia kita sekarang

oleh : Asyifa Zahra
kadang kita tidak tahu
apa yang telah bumi ini lakukan
kepada kita
kepada kita semua

kita juga tidak sadar
peran apa yang di pegang bumi kita
menyediakan lahan untuk hidup
penyedia air, sumber daya, serta isinya
milik kita

tapi apakah kita pernah berterima kasih padanya?
Berterima kasih atas segala kebaikannya
dan sekarang, aku ingin mengatakan
terima kasih bumi”

oleh : Asyifa Zahra
sobat negeriku ...
apakah kau rasakan tangisnya ?
Rasakan deritanya ?
Atau engkau rasakan pilunya?

Apakah engkau tau, derita yang ibu kita alami ?
Apakah engkau peduli dengan nasib ibu kita kelak kemudian ?
Apakah engkau masih memperdulikannya ?
Lalu apa yang akan kau lakukan sobat ?

Apakah kau akan sadar karena telah merusaknya ?
Ataukah kau akan melanjutkan perusakan itu ?
Aku tak tahu sobat ...
yang aku tahu kini,
ibu pertiwi pun menangis

oleh : Asyifa Zahra
di tepi jalan itu
engkau berdiri tegak
kokoh, tak tergoyahkan
si pohon tua, yang tak lekang oleh waktu

bertahun-tahun kau berdiri
berbagai peristiwa telah kau alami
tapi, tidakkah engkau letih ?
Menjalani lika-liku kehidupan

dulu kau di jadikan tempat untuk berteduh
untuk melepas lelah
untuk melepas penat yang ada di pikiran manusia
tapi, tidakkah engaku letih ?

Ya allah, berilah pohon tua itu kekuatan
kekuatan untuk menopang tubuhnya
untuk menopang lelahnya
tapi sampai sekarang aku masih terus dan terus bertanya
kapan ini semua akan berakhir ?

Oleh : Asyifa Zahra

Dulu, waktu awal-awal masuk SPALZA, pasti ada MOM alias Masa Orientasi Murid. Waktu MOM, kita diajarin banyak hal tentang SPALZA, mungkin tujuannya biar kita bisa nyesuaiin diri di SPALZA yang beda sama SD.
  Dari mulai dikasih tau peraturan-peraturannya, dikenalin sama guru-gurunya, dan sebagainya yang dulu nggak pernah ada di SD. Di SPALZA pokoknya asik banget.
Dan kita juga dikasih tugas. Salah satu tugasnya berkaitan dengan One Man One Tree. Alias satu orang satu pohon. Jadi, kita disuruh bawa satu taneman. Ya boleh apa aja.
Yaudah deh, kita bawa. Trus tau-tau disuruh naroh di depan perpus. Nanti, dirawat sama karyawan SPALZA. Tujuannya ya buat ngelatih kita biar mencintai tumbuhan dan bumi. Dan jangan lupa buat ngerawatnya ..
Jadi, kegiatan kecil waktu MOM itu ternyata bermanfaat banyak ya :)

oleh : Alyssa Makarima